TERAS7.COM – Kota Banjarbaru pada tahun 2018 lalu, sempat mendapatkan predikat kota peraih Sekolah Adiwiyata terbanyak seluruh Indonesia. Saat itu, ada 41 penghargaan Sekolah Adiwiyata diraih, mulai dari tingkat kota, provinsi, nasional, hingga mandiri.
Adapun tujuan Program Adiwiyata adalah menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah.
Sehingga dikemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggungjawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.
Menurut Sub Kordinator Pemantauan dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan (PPKL) Bidang Penegakan Hukum dan Pencemaran Lingkungan (PHPL) Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru, Joko Suta’at, pemberian penghargaan Adiwiyata dilakukan oleh masing-masing yang berwenang setiap tingkatannya.
“Jadi ada 4 untuk tingkatannya, kalau Kota itu yang mengeluarkan Pemerintah Kota, untuk Provinsi yang mengeluarkan Pemerintah Provinsi, lalu Nasional dan Mandiri langsun dikeluarkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK),” ujarnya. Kamis (30/06/2022).
Lanjutnya, untuk sekarang sistem penilaian Sekolah Adiwiyata lebih ketat karena sudah secara online lewat aplikasi SIDIA (Sistem Informasi Adiwiyata). Berbeda dengan dulu, yang masih sistem hybrid, bisa secara offline maupun online.
“Dulu penilaiannya masih semi, adanya offline ada yang secara online pakai aplikasi, tapi kalau sekarang sudah murni secara online, ada usenarme dan passwordnya, jadi tidak semua orang bisa mengakses,” terangnya.
Selain itu, penilaian terhadap sekolah pun juga meningkat, ia mengatakan, untuk bisa diusulkan mendapatkan Adiwiyata Nasional, sekolah harus mempunyai nilai 90.
Sedangkan dulu lanjutnya, sekolah dengan nilai 80 sudah bisa diusulkan ke Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan agar mendapatkan predikat Adiwiyata Nasional.
“Nilainya itu untuk Adiwiyata Nasional di angka 90 baru bisa diusulkan ke Pemerintah Pusat, kalau dulu itu nilai 80 sudah bisa diusulkan,” ungkapnya.
Adapun kendala untuk mendapatkan predikat Adiwiyata, menurutnya terdapat di fasilitas sekolah yang terbilang masih kurang, seperti harus memiliki pemanenan air hujan, dan green house.
Disisi lain, menurut Joko, sama seperti Adipura, peran serta masyarakat, khususnya di sekolah juga sangat penting untuk bisa mendapatkan penghargaan Adiwiyata tersebut.
Seiring berjalannya waktu, dan semakin ketatnya penilaian Adiwiyata, terakhir pada 2019, hanya ada 15 penghargaan Sekolah Adiwiyata yang didapat.