TERAS7.COM – Dandim Martapura 1006/Martapura, Letkol Arm Siswo kunjungi Desa Tanggap dan Tangguh Covid -19 Virus Corona di Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan.
Sesuai kebijakan Pemerintah Kabupaten Banjar melalui Gugus Tugas Covid-19 yang menginstruksikan untuk membentuk relawan tanggap Covid-19 pada tingkat Kecamatan dan tingkat desa untuk memutus mata rantai serta memperketat pengawasan ODP di desa melalui Rt dan Rw serta Kepala desa.
Dandim Martapura mengatakan salah satu tugas unsur aparat di desa dan relawan ini adalah membangun pos jaga untuk memantau keluar masuknya orang dari desa.
“Mereka harus didata siapa yang masuk siapa yang keluar, dan itu nanti di pos relawan yang melakukan pendataan,” ujarnya.
Di Kecamatan Gambut sendiri sudah ada dua desa yang membentuk desa tanggap Covid -19 yaitu desa Gambut dan desa Banyu Hirang, masing-masing diketuai langsung oleh Kepala desa didukung Puskesmas, Babinsa dan Babinkamtibmas, serta para relawan dan warga.
Letkol Siswo menjelaskan dibentuk desa tanggap tangguh dan pos relawan ini bertujuan untuk memberlakukan penjagaan pada semua orang yang keluar masuk desa, mulai dari warga setempat hingga warga yang baru pulang ke desa.
Kepada petugas desa tanggap Covid – 19, Letkol Siswo berharap apabila ada warga yang termasuk dalam kategori Orang Dalam Pemantauan (ODP) atau Pasien Dalam Pengawasan (PDP), maka relawan harus segera melaporkannya pada petugas kesehatan setempat sesuai tugas dan fungsi di wilayah tingkat desa.
“Jangan sampai nanti ada yang dia potensi terdampak Corona, tiba-tiba masuk. Ini harus dicegah dengan melakukan pendataan dan pemeriksaan, lalu laporkan,” tegas Dandim.
Kepala Desa Banyu Hirang, Muhammad mengatakan saat ini satuan tugas dan relawan Covid-19 tingkat di desanya sudah terbentuk dengan dukungan personil TNI dan Polri.
“Dana desa tersedia namun belum cukup memenuhi kebutuhan satgas, selain membeli cairan desinfektan ketersediaan alat pelindung diri kami tidak mempunyai seperti masker. Secara swadaya akan kami berdayakan melalui forum rapat RT dan RW, karena warga kami lebih dari 500 orang,” ungkapnya.
Selain itu Desa Banyu Hirang juga mengupayakan penyemprotan desinfektan dan menyediakan tempat cuci tangan bagi warga desa, sementara Relawan bertugas mendata warga desa yang rentan terjangkit seperti lansia, balita dan warga yang terkena penyakit menahun sudah dilakukan.
“Kami pemerintah desa juga tidak boleh memberi izin untuk kegiatan yang menimbulkan kerumunan. Pengawalan juga dilakukan oleh relawan jika terdapat warga yang harus melakukan karantina mandiri,” terang Muhammad.