TERAS7.COM – Demam Berdarah Dengue (DBD) selalu menjadi momok bagi masyarakat ketika musim penghujan tiba disetiap tahunnya.
Tak terkecuali di Kabupaten Banjar, hampir setiap tahun ratusan orang terjangkit penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini.
Bahkan terjadi siklus 5 tahunan kasus DBD di Kabupaten Banjar, dimana penderita mencapai total hingga 600 orang, jumlahnya 3 kali lipat dibandingkan penderita DBD setiap tahunnya.
Dalam Konferensi Pers yang digelar oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banjar pada Rabu (30/1), Sekretaris Dinkes Banjar Gt. Kholdani didampingi oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Drg. Rahimayanti mengungkapkan update terbaru kasus DBD di Kabupaten Banjar.
“Untuk bulan Januari 2020 hingga 29 Januari 2019, terdapat 21 kasus DBD di Kabupaten Banjar. Jumlah ini jauh menurun dibandingkan pada bulan Januari 2019 sebesar 108 kasus,” ujar Gt. Kholdani.
Sebagian besar penderita DBD lanjutnya berdomisili di Kecamatan Martapura, juga tak ada korban meninggal dunia akibat DBD per-Januari 2019.
Drg. Rahimayanti menambahkan untuk mencegah dan mengendalikan penyakit DBD sejak dini, pihaknya telah membuat surat himbauan untuk menghadapi peningkatan kasus yang mungkin terjadi.
“Pencegahan dapat dilakukan dengan cara melakukan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di lingkungan rumah, perkantoran, sekolah, tempat umum, tempat ibadah dan lingkungan lainnya. Juga meningkatkan upaya untuk menggerakkan masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk dengan melakukan 3M Plus, yaitu menguras, menutup dan memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas, plus mencegah gigitan nyamuk dengan cairan anti nyamuk oles atau spray,” terangnya.
Dinkes Banjar juga menggalakkan kegiatan Jumat Bersih di lingkungan instansi pemerintah, swasta dan sekolah, serta memberikan respon cepat terhadap penderita DBD dengan membawanya ke fasilitas kesehatan terdekat agar mendapatkan pertolongan dan tak terjadi kematian.
“Karena penyemprotan atau Fogging bukan solusi terbaik untuk memberantas sarang nyamuk Aedes Aegypti dan menekan jumlah penderita DBD,” jelas Drg. Rahimayanti.