TERAS7.COM – Lomba Bacatuk Dauh Tahun 2019 memasuki grand final pada Selasa malam (4/6) jelang hari raya Idul Fitri 1440 H.
Lomba yang dilaksanakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banjar ini merupakan puncak dari babak penyisihan yang telah dilaksanakan pada tanggal 27-28 April 2019 yang lalu.
Grand final yang diikuti oleh 8 peserta dan dilaksanakan di Alun-Alun Ratu Zalecha, Martapura ini dibuka oleh Bupati Banjar, H. Khalilurrahman dengan pemukulan beduk atau dauh.
Pelaksanaan lomba ini sendiri disambut antusias oleh masyarakat Martapura dan sekitarnya hingga seluruh peserta selesai menampilkan kebolehannya diatas panggung.
Kepala Disbudpar Kabupaten Banjar, Haris Rifani mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu cara untuk melestarikan budaya Banjar.
“Selain untuk melestarikan budaya Banjar, lomba ini juga untuk merayakan Idul Fitri. Kami berterima kasih pada semua pihak yang telah bekerja keras untuk menyukseskan acara ini. Juga kepada para sponsor yaitu PD Baramarta, Bank Kalsel dan PDAM Intan Banjar,” katanya.
Haris Rifani berharap pelaksanaan lomba ini dapat menumbuhkan kesadaran semua pihak, terutama generasi milenial mengenai pentingnya melestarikan budaya tradisional.
Usai seluruh peserta tampil, 3 orang dewan juri yaitu Supian Sauri, Humaidi Saleh dan Abdurrahman menetapkan Grup Baital Huda dari Desa Pekauman Tengah sebagai juara pertama dan berhak mendapatkan Piala Bergilir dari Bupati Banjar.
Sedangkan Grup Al-Banjari dari Murung Kenangan meraih juara kedua dalam lomba becatuk dauh tahun 2019 ini disusul grup An- Nasir dari Desa Kampung Melayu Ulu sebagai juara ketiga.
Perwakilan dari Grup Baital Huda, Opie (25) pada Teras7.com mengungkapkan keberhasilan grup mereka menjadi juara ini membuatnya kehabisan kata-kata.
“Bahkan anak-anak kecil dari kampung kami sampai menangis harus karena kami menjadi juara. Terakhir kami juara tahun 2014, setelah itu selama 4 tahun kami gagal masuk ke grand final. Kami sangat bersyukur bisa kembali meraih juara tahun ini,” ungkapnya.
Kerja keras Grup Baital Huda yang juga meraih juara pemukul terbaik dengan latihan tanpa libur setiap malam ujarnya terbayarkan dengan kemenangan ini.
“Semoga kami bisa konsisten dan mampu mempertahankan juara ini dengan latihan lebih giat dan mencari sesuatu yang baru yang berbeda dari yang lain. Kami sendiri tahun ini menang mungkin karena punya hal yang berbeda dari peserta lain, yaitu kami menggunakan nada lagu Banjar untuk takbirannya,” terang Opie.