TERAS7.COM – Setelah sebelumnya jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) di Kabupaten Banjar turun, jumlahnya kembali naik 3 orang menjadi 78 orang.
Hal ini diungkapkan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Banjar, dr. Diauddin dalam video teleconference bersama Jurnalis Banjar pada Rabu (15/4).
“Kembali ada kenaikan dari 75 ODP menjadi 78 ODP, namun kenaikan ini tidak melonjak karena telah kita lakukan berbagai macam cara untuk membatasi masuknya pendatang dari jalur udara,” ujarnya.
Sementara jumlah ODP yang melewati masa inkubasi menjadi 154 orang, sedangkan jumlah positif dan jumlah kontak erat masih tetap seperti beberapa hari sebelumnya, yaitu 4 orang terkonfirmasi dan 33 orang kontak erat.
“Kalsel berbahagia karena pasien Ulin 1 sembuh setelah 2 kali di swab dan negatif sehingga yang sembuh ada 3 orang. Tapi terjadi penambahan meninggal, salah satunya adalah warga Kabupaten Banjar,” katanya.
4 pasien positif yang dirawat pun kondisinya terkendali, dimana 1 orang sudah nyaman, 2 orang masih perlu bantuan alat pernafasan dan 1 orang menjalani isolasi mandiri.
Diauddin menambahkan ada penambahan 1 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Rumah Sakit Idaman Banjarbaru.
“Kemungkinan PDP kita jadi nol karena PDP ini punya 2 alamat, di Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru. Tapi setelah diteliti ternyata berdomisili di Banjarbaru, karena itu masih kita koordinasikan ke pihak terkait,” terangnya.
Hari ini pun akan mulai dilakukan pengecekan menggunakan rapid test pada 9 warga Martapura dan besok 23 warga Kertak Hanyar yang memiliki kaitan dengan cluster Gowa.
“Untuk hasil tes ada beberapa yang reaktif, jadi kita isolasi yang bersangkutan di rumah masing-masing. Perlu dipahami bahwa rapid test ini kalau hasilnya reaktif buka berarti positif, karena rapid test berguna untuk memeriksa ada atau tidaknya antibody. Tapi bukan hanya antibody karena Covid-19 saja, tapi juga akibat virus lain,” ungkap Diauddin.
Karena itu pihaknya masih menunggu hasil swab untuk kepastian apakah yang diperiksa tersebut positif atau negatif Covid-19.
“Kita baru melakukan rapid test secara massal karena baru mendapatkan alat tes ini, karena itu tidak kami lakukan dari awal. Tapi masyarakat tenang saja, karena antibody masih tetap bertahan bahkan 1 bulan setelah pasien sembuh dari infeksi virus. Jadi belum tentu hasil reaktif dari rapid test itu positif,” tegasnya.