TERAS7.COM – Anggota Komisi III DPRD Kota Banjarbaru, Nurkhalis Anshari melaksanakan reses bersama ibu-ibu kader Posyandu yang ada di Kecamatan Banjarbaru Utara.
Reses bersama ibu-ibu kader posyandu itu dilaksanakan di Mess L, Kelurahan Komet, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kota Banjarbaru, pada Jumat (09/02/2024).
Dalam reses itu, Khalis mengatakan terdapat usulan menarik yang disampaikan para emak-emak kader posyandu kepadanya yakni terkait pengadaan alat bermain anak.
“Tadi ada usulan menarik dari ibu-ibu kader posyandu yakni usulan pengadaan alat bermain anak, seperti ayunan bayi dan perosotan anak,” ujar Khalis.
Lanjut Khalis, usulan pengadaan alat bermain anak itu bertujuan untuk meningkatkan minat kontrol kesehatan rutin, khususnya bagi para bayi dan anak-anak.
“Jadi itu cara ibu-ibu kader posyandu disini guna meningkatkan minat kontrol kesehatan bayi ke posyandu,” ucapnya.
Khalis mengapresiasi atas usulan tersebut, dan dirinya berjanji akan memperjuangkan itu, dengan catatan ketersediaan tempat mendukung.
“Itu akan kita perjuangan, asalkan ada tempatnya,” janjinya.
Selanjutnya, usulan mengenai Pemberian Makanan Tambah (PMT) dan insentif juga diterima Khalis dari para emak-emak kader posyandu.
Dari emak-emak, Khalis mendapat kabar bahwa PMT selama ini kurang mendapat perhatian.
Padahal kata Khalis, baik PMT maupun insentif kader posyandu telah diperjuangkan DPRD dan sudah masuk ke dalam anggaran Pemerintah Kota Banjarbaru.
“Insentif kader posyandu kami naikkan dari Rp 20 ribu menjadi Rp 50 ribu per bulan,” sebutnya.
Meski naik, menurut Khalis insentif kader posyandu di Banjarbaru terbilang rendah dibanding daerah lain, padahal kader posyandu merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat.
Padahal kata Khalis, jika pemerintah serius ingin menurunkan angka stunting di daerahnya, seharusnya keberadaan posyandu harus mendapat dukungan, baik itu PMT, insentif kader, maupun sarana prasarananya.
Sebab kata Khalis, angka stunting tidak bisa disulap, melainkan harus ada pengupayaan yang dilakukan, salah satunya dukungan terhadap ujung tombaknya yakni Posyandu.
“Kalau itu tidak di-support, gimana mau menurukan angka stunting. Karena angka stunting tidak bisa disulap, pasti perlu pengupayaan,” tutupnya.