TERAS7.COM – Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Banjar geler Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Puskesmas Aluh Aluh yang dihadapkan dengan Ketua DPRD Kabupaten Banjar Muhammad Rofiqi, terkait Dugaan penyelewengan dana jasa pelayanan (jaspel) dilingkungan Puskesmas Aluh Aluh belum jelas, Rabu (07/02/2024).
Tenaga kesehatan (nakes) dan bidan yang hadir seakan mulutnya terkunci saat Ketua DPRD Kabupaten Banjar Muhammad Rofiqi hadir membahar terkait dugaan tersebut.
Ketua DPRD Kabupaten Banjar Muhammad Rofiqi mengatakan, saat rapat RDP digelar wajah-wajah nakes dan bidan terlihat tertekan.
“Ya sudah kalau tidak mau membuka ini, silahkan buka jalur aduan tanpa nama. Yang jelas, kami tak ada niat atau membuat-buat kasus, justru dari legislatif di sini satu utamanya adalah memperbaiki layanan medis dan menjaga hak-hak mereka agar terpenuhi dengan benar,” jelasnya.
Rofiqi melanjutkan, apabila ada penyelewengan dana jaspel tak perlu harus ditutup-tutupi, yang memperkuat dugaan tersebut, karena adanya surat kaleng dilayangkan tempo hari oleh tenaga kesehatan (nakes) dan bidan dari Puskemas Aluh Aluh.
“Dari surat itu kan sangat jelas, padahal untuk menelusuri hal tersebut gampang tinggal gandeng OJK selesai. Kita bukan cari-cara masalah orang sebenarnya tetapi ini harus koreksi bersama karena tak ada malaikat di sini,” ungkapnya.
Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Banjar Gusti Abdurrahman kerap di sapa Antung Aman menjelaskan, bahwa subtansi yang diminta pihaknya ternyata di luar ekspekstasi, tetapi untuk memperjelas lagi duduk permasalahannya, jajaran legislatif bakal kembali menggelar RDP tersebut supaya ketegasan masalah ini selesai.
“Jangan-jangan yang hadir ini adalah orang-orang tertentu yang sengaja datang dengan maksud tertentu sehingga tak menyelesaikan masalah. Artinya, tak tergali,” ucapnya.
Antung Aman mengatakan, pihaknya meminta kembali secara tegas penjelasan kepada semuanya yang berhadir tanpa terkecuqli yang sudah hadir.
”kami akan ulang lagi karena secara tegas meminta semuanya harus berhadir tanpa terkecuali yang sudah hadir,” tegasnya.
Ia menambahkan, puluhan yang hadir untuk dimintai keterangan atas dugaan penyelewengan dana jasa pelayanan, ternyata kehadiran mereka tak sampai sepertiga dari jumlah undangan yang minta.
Pihaknya tidak menampik, dalam RDP yang menghadirkan nakes dan bidan Desa Aluh Aluh memang memperlihatkan wajah-wajah yang begitu sangat tegang.
“Bidan desa sebanyak 20 orang yang kami minta cuma hadir 4 orang, nakesnya dari 80 orang hanya 3 orang itu semuanya dari Aluh Aluh,” pungkasnya.