TERAS7.COM – Kurang atau lebih, setiap rezeki perlu dirayakan dengan secangkir kopi, begitulah penggalan lirik dari puisi Surat Kopi karya Penyair Mbeling Joko Pinurbo.
Di era milenial sekarang ini, budaya “ngopi” di lingkaran pergaulan mahasiswa menjadi semacam rutinitas sebagai pelepas penat dari padatnya rutinitas, entah itu yang berasal dari dunia akademik ataupun organisasi.
Berbekal pengalaman dan kejelian membaca peluang, Seorang Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Jurusan Perbankan Syariah (PS) Institut Agama Islam Darussalam Martapura, Kab. Banjar, Prov. Kalsel mengorbitkan Kedai Kopi sederhana yang bertempat di lingkungan kampus.
Abdul Raziy, CEO sekaligus penggagas Kedai Kopi yang diberi nama ”Al-Razz Coffe”, Kamis Malam (14/2) kepada teras7.com mengatakan, tujuan ia membangun Kedai ini, selain untuk menambah penghasilan, belajar tentang dunia kewirausahaan, juga sebagai wadah untuk mengupgrade pengetahuan di luar bangku kuliah.
Menurut Raziy, belajar tentang kewirausahaan sejatinya sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat dengan mengimplementasikan berbagai keahlian mahasiswa sesuai dengan disiplin ilmu maupun bakat dan minatnya masing-masing.
“Nanti, setelah berada di masa pasca kuliah, mahasiswa akan dapat mengeksplorasikan atau memaksimalkan keahlian yang dimilikinya dengan menciptakan lapangan pekerjaan sehingga dapat memberikan manfaat dalam sebuah produk, baik itu dalam bentuk barang maupun jasa, bukan hanya sekedar mencari pekerjaan yang kadang berakhir dengan kenihilan,” ucapnya.
Ia berpesan kepada kawan-kawan mahasiswa agar jangan pernah takut untuk mencoba.
“Apapun yang kita lakukan, kita tidak akan pernah tahu sebelum kita coba. Dan hal yang paling penting bukan soal berhasil atau gagal, tapi seberapa sering kita mencoba. Setiap kali mencoba adalah sebuah keberhasilan untuk mendapatkan pengalaman,” ungkap mahasiswa semester 6 ini.
Sementara itu, di tempat terpisah salah seorang dosen di Institut Agama Islam Darussalam (IAID) Martapura Mihrab Afnanda, M. Pd. memberikan penilaian positif kepada Raziy atas inisiatif dan ide kreatifnya untuk berwirausaha.
“Saya sangat mengapresiasi, karena selain menumbuhkan semangat kewirausahaan, juga relevan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi poin ketiga, yaitu Pengabdian Kepada Masyarakat. Ketika dia lulus kuliah nanti, sebagai agent of change, diharapkan dapat bersosialisasi dan berkontribusi nyata, seperti membuka lapangan pekerjaan dan memberdayakan masyarakat di sekitarnya,” kata dosen yang pernah menjabat sebagai Ketum Sanggar Ar-Rumi IAID periode ke IX ini.