TERAS7.COM – Aktivitas prostitusi di Eks Lokalisasi Pembatuan di Kecamatan Landasan Ulin Timur, Kota Banjarbaru disinyalir masih beroperasi hingga sampai saat ini.
Hal ini diperkuat dengan seorang diduga Pekerja Seks Komersial (PSK) yang terkonfirmasi positif terkena penyakit menular sifilis atau dikenal juga dengan sebutan Raja Singa belakangan ini.
Menanggapi ini, Kepala Seksi Operasi dan Pengendalian Satpol PP Kota Banjarbaru, Yanto Hidayat tak menampik jika memang benar di Eks Lokalisasi Pembatuan masih terdapat aktivitas prostitusi.
Meski untuk saat ini, aktivitas prostitusi di Eks Lokalisasi Pembatuan cenderung lebih berkurang dibanding sebelum ditutup pada 2016 silam.
“Saya tidak munafik, memang disana (Eks Lokalisasi Pembatuan -red) masih ada geliat (aktivitas prostitusi -red). Tapi dari segi jumlah berkurang,” ujar Yanto, Jumat (20/10/2023).
Padahal kata Yanto, pihaknya juga sudah berupaya untuk memberantas aktivitas prostitusi di Eks Lokalisasi Pembatuan dengan melakukan penyisiran setidaknya 3 kali dalam sebulan.
Hanya saja menurut Yanto, saat ini di Eks Lokalisasi Pembatuan tersebut, aktivitas prostitusi dilakukan secara kucing-kucingan.
Meski begitu, kedepannya Yanto mengatakan, Satpol PP Banjarbaru bakal lebih masif lagi melakukan penyisiran di Eks Lokalisasi Pembatuan tersebut.
Lebih jauh Yanto mengungkapkan, jika penutupan Lokalisasi Pembatuan pada 2016 silam yang dilakukan oleh Walikota saat itu, Nadjmi Adhani bisa dibilang sudah berhasil.
Namun yang menjadi pemicu munculnya kembali aktivitas prostitusi di Eks Lolalisasi Pembatuan saat ini, menurutnya karena kesalahan para pemilik rumah di lokasi tersebut.
“Permasalahan disana itu, kenapa masih ada PSK, karena masih disewakan oleh pemilik rumah, apalagi harga sewanya lumayan,” ungkapnya.
Menurut Yanto, aktivitas prostitusi di Eks Lokalisasi Pembatuan bisa dihilangkan, asal warga setempat mau merubah pola pikir untuk tidak lagi menyewakan rumahnya.
“Orang disana itu mindsetnya pasti lebih ke arah menyewakan rumahnya untuk aktivitas tersebut. Nah itu yang harusnya dihilangkan,” ucapnya.
“Sekarang UIN (Universitas Islam Negeri -red) ada disana, kenapa tidak berinovasi menjadi kos-kosan mahasiswa, loundry atau rumah makan saja,” tambahnya.
Disamping itu, menurutnya juga perlu adanya terobosan dari pejabat setempat untuk bisa benar-benar mematikan aktivitas prostitusi di Eks Lokalisasi Pembatuan.
Apalagi saat ini kata Yanto, Pemerintah Kota Banjarbaru memiliki program RT Mandiri, yang seharusnya bisa dimanfaatkan oleh pejabat setempat guna mematikan prostitusi di lokasi tersebut.
“Kita ada program RT Mandiri, seharusnya pejabat di Landasan Ulin Timur bisa memanfaatkan itu dan berfikir bagaimana untuk mematikan aktivitas (prostitusi -red) disana. Jadi harus ada terobosan,” tukasnya.
Baca juga : PSK di Eks Lokalisasi Pembatuan Dikabarkan Positif Penyakit Sifilis atau Raja Singa