TERAS7.COM – Kemarau panjang yang terjadi di Kabupaten Banjar membuat pasokan air untuk berbagai keperluan menjadi berkurang dan sedikit banyak menimbulkan kerugian.
Mulai dari berkurangnya pasokan air minum di rumah-rumah warga yang tak menggunakan sambungan PDAM hingga matinya ribuan ikan yang dibudidayakan di Keramba Jala Apung (KJA) di akibat surutnya aliran sungai Riam Kanan
Ditambah lagi terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan (Kalhutla), membuat sebagian besar air harus dialirkan dari Irigasi Riam Kanan ke daerah rawan kalhutla mengantisipasi dan memberikan pasokan air bagi petugas yang sedang madamkan api di lapangan.
Tapi kemarau panjang ini tak akan berlangsung lama, musim hujan di Kabupaten Banjar pun diperkirakan akan mulai terjadi pada akhir bulan Oktober 2019.
Hal ini diungkapkan oleh Forecester/Prakirawan Iklim BMKG Banjarbaru, Yosef Luki pada Teras7.com di ruang kerjanya pada Senin (14/10).
“Untuk di Kalimantan Selatan, awal musim hujan berbeda berdasarkan zona-zona musim. Untuk musim hujan di Kabupaten Banjar sendiri, diperkirakan paling awal terjadi pada akhir Oktober, antara tanggal 21-31 Oktober,” ujarnya.
Datangnya musim hujan sendiri paling lambat kata Yosef Luki akan terjadi pada bulan November.
“Itu pun terjadi di wilayah Pulau Laut, Kotabaru. Keseluruhan di Kalsel diperkirakan musim hujan dafang di akhir oktober. Awalnya kami memperkirakan musim hujan akan dimulai pada awal oktober, ternyata mundur,” ungkapnya.
Hal ini terjadi karena faktor suhu dipermukaan laut di sekitar Kalsel dingin sehingga penguapan untuk proses pembentukan awan hujan menjadi berkurang.
“Disamping itu ada El Nino yang terjadi dimana suhu permukaan laut di Samudera Pasifik memanas, akibatnya Indonesia kekurangan masa uap air penghasil hujan dan curah hujan pun berkurang,” terangnya.
Namun El Nino yang terjadi ini masih dikatagorikan rendah dibawah normal, tidak seperti El Nino yang terjadi pada tahun 2015 yang lalu.
“Kemungkinan di tahun mendatang El Nino akan terjadi, tapi akan ada jeda, tidak berutan. Misalnya pada tahun 2015 yang lalu ada El Nino, di tahun-tahun setelahnya tidak ada, baru terjadi lagi El Nino di tahun 2019,” jelasnya.