TERAS7.COM – Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan (PUPRP) Kabupaten Banjar menanggapi atas krisis air yang dialami oleh warga Desa Limamar, Kecamatan Astambul.
Sebagaimana diketahui, air dangkal menjadi keluhan dari petani di Desa Limamar, apalagi air menjadi kebutuhan primer bagi petani.
Dalam menyikapi keluhan warga ini, Dinas PUPRP Kabupaten Banjar akan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Banjar.
Kabid Sumber Daya Air Dinas PUPRP Kabupaten Banjar, Andri Yunan Pratama mengatakan, pihaknya akan menurunkan tim irigasi rawa untuk melakukan investigasi atau menunjai lokasi tersebut.
“Kami khawatir kalau asal penanganan, konturnya tidak pas takutnya tidak jadi hasil apabila salah keruk,” jelasnya, Kamis (22/06/2023).
Ia menambahkan, pihaknya sinergi dan mencari solusi pada Dinas Pertanian Kabupaten Banjar terkait sungai yang menjadi tempat bertani di Desa Limamar Kecamatan Astambul.
“Kami lagi intens dengan DAK untuk menentukan lokasinya,” ujarnya.
Andri melanjutkan, Dinas Pertanian Kabupaten Banjar pun menyambut positif sinergi yang dilakukan oleh pihaknya.
“Tata kelola air sangat penting banget, nanti disitulah titik tempat untuk meletakkan pintu air, serta menentukan pengerukan untuk pengalihan aliran air sungai,” jelasnya.
PUPRP Kabupaten Banjar mencoba melalui OP lanjut Andri, pihaknya masih membagi yang diprioritaskan untuk pengerjaannya.
“Yang terlihat oleh kita serta beberapa data diperoleh daerah lain lebih layak, itu bisa menjadi prioritas kita,” jelasnya.
Andri kembali menjelaskan, dikarenakan Desa Limamar kurang terekspos dan informasi pihaknya belum tersentuh.
“Kita akan upayakan OP apabila memungkinkan, kita membuatkan LKA sudah terplot kadang-kadang,” jelasnya.
Sementara itu, Kabid Pengendalian dan Penanggulangan Bencana Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Banjar, Imelda Rosanty mengatakan jika air di lokasi pertanian setempat masih ada.
Sehingga, pihaknya hanya akan melakukan pembersihan di aliran sungai, yang menjadi penyebab dari keluhan petani di Desa Limamar.
“Artinya yang masih kurang saat ini pembersihan di aliran sungainya, agar tidak semakin menyurut,” jelasnya.
menambahkan, di Desa Limamar terdapat banyak sungai, sehingga air tesebut masih mencukupi untuk mengaliri ke lahan pertanian warga.
Meski begitu, ia berharap, masyarakat setempat bisa gotong royong untuk membersihkan aliran sungai, yang nantinya akan mengalir ke persawahan tersebut.
“Harapannya kami ada gotong royong dari masyarakat Desa Limamar untuk membersihkan alirannya,” harapnya.
Kemudian, ia menjelaskan, untuk pengerukan sungai dan pembuatan bendungan bukan kewenangan pihaknya, tetapi oleh instansi terkait.
“Tindakan oleh Kepala Desa Limamar sudah dengan usulan propasalnya ke Instansi terkait,” jelasnya.
Kemudian, Kepala Desa Limamar, Syaful Akrabin mengatakan terkait persoalan ini menurutnya merupakan ranah Dinas Pertanian Kabupaten Banjar.
“Apabila lebih itu sudah ranah desa atau mungkin dari pihak PUPR,” jelasnya.
Ia menambahkan permasalahan kedangkalan sungai, dari Dinas Pertanian Kabupaten Banjar juga mengatakan hal tersebut ranahnya ke PUPR.
“Karena sungai lumayan panjang dan perlu dibangunkan tabat agar dapat menahan air, saat ini di lihat zat asam sudah naik sebab kita melakukannya manual,” jelasnya.
Syaful mengatakan sebelumnya Dinas Pertanian Kabupaten Banjar sudah lakukan bantuan berbentuk bibit terkait tentang stunting.
“Mengenai mesin penyedot air itu tergantung kelompok pertanian, yang tidak ikut kelompok dapat minjam pakai dengan peraturan tertulis,” pungkasnya.