TERAS7.COM – Belakangan ini dunia perpolitikan Indonesia diramaikan isu Mahkamah Konstitusi (MK) bakal mengubah sistem pemilu dari proporsional terbuka menjadi tertutup.
Meski sistem pemilu ini belum diputuskan secara resmi oleh MK, namun nyata desas-desus isu tersebut telah ramai hingga menimbulkan pro-kontra di tengah masyarakat.
Menyikapi isu ini, Ketua DPC Gerindra Kabupaten Banjar, Muhammad Rofiqi mengatakan jika pihaknya akan mengikuti apapun yang Hakim MK putuskan nantinya.
“Bagaimnapun sistemnya mau hybrid, mau terbuka, mau tertutup, kami siap,” tegasnya.
Rofiqi menambahkan, intinya segala aturan dan segala cara bermain seperti itu pihaknya serahkan ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP) partainya.
“Dari sususan calegnya belum dapat instruksi dari pusat, apabila sudah ada keputusan baru kami dapat instruksikan,” jelasnya.
Meski begitu, dirinya sendiri mengaku ingin sistem pemilu tetap proposional terbuka, sebab demokrasi sepenuhnya menjadi kekuasaan rakyat.
“Kami sebagai insan demokrasi, yang percaya bahwa kekuasaan ditangan rakyat,” jelasnya.
Sementara itu, menurut anggota DPC Partai Gerindra, Muhammad Syahrin, dirinya menilai lebih baik pemilu dilaksanakan dengan sistem proporsional terbuka.
“Kalau kita lebih senang terbuka,” ungkapnya.
Bukan tanpa alasan, karena menurut Syahrin, jika pemilu dilaksanakan terbuka, proses perebutan suara itu jadi lebih jelas.
“Kalau tertutup tidak bisa diapa-apain, karena itu urusan partai,” ucapnya.
Apalagi, ia sendiri pernah merasakan pemilu sistem proporsional tertutup saat mencalon sebagai anggota DPRD Kabupaten Tanah Bumbu 2004.
“Menjadi repot apabila tertutup, orang akan berpikiran bahwa apa caleg yang naik no urut 1 dan 2 saja, sehingga diam saja,” terangnya.
Meski begitu, ia mengaku tidak mempermasalahkan jika nantinya sistem pemilu diganti menjadi proporsional tertutup oleh MK.
Ditempat lain, kader baru yang menjadi bakal calon legislatif (bacaleg) dari DPC Partai Gerindra, Musyawarat mengatakan hanya mengikuti arahan dari ketua partai, meski dirinya sendiri lebih senang jika pemilu dilaksanakan secara terbuka.
“Secara pribadi saya lebih senangnya terbuka,” jelasnya.
Kemudian menyikapi ini, Ketua DPC Nasdem Kabupaten Banjar, Akmad Rizanie mengatakan, pihaknya menunggu dari keputusan dari pusat terkait sistem pemilu nantinya.
Lalu, anggota DPC Partai Nasdem Kabupaten Banjar, Warhamni mengatakan, jika pemilu dalam beberapa edisi terakhir selalu dilaksanakan terbuka, sehingga ini nantinya akan menjadi kendala di masyarakat jika sistem tertutup memang diputuskan.
“Kendala dari sistem tertutup, dikarenakan selama ini kita terbuka, sudah beberapa kali pemilu terbuka,” jelasnya.
Meski begitu, ia siap mentaati dengan keputusan MK dan partai terkait sistem pemilu nantinya, termasuk soal susunan serta nomor urut, dan lain sebagainya.
“Apapun disahkan partai, kita senantiasa mentaati dan berjuang,” pungkasnya.