TERAS7.COM – Penanganan sampah pasca banjir yang terjadi di Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala (Batola), terutama di wilayah Handil Bakti dan sekitarnya, saat ini masih mengalami kendala. Alasannya, kata Supardi, selaku Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kebersihan Dinas Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Batola, masih banyak warga yang membuang sampah sembarangan di jalan besar, sepanjang jalan Trans Kalimantan di kawasan tersebut.
“Meski demikian, kita tentu masih bisa mengatasi kendala-kendala itu,” timpalnya.
Supardi menambahkan, untuk sementara pihaknya belum mengambil tindakan atas perilaku warga yang membuang sampah sembarangan di jalanan besar itu. Ia juga memaklumi jalanan yang saat ini memang belum kering sepenuhnya.
“Ke depan, setelah jalanan benar-benar kering, kita akan menertibkan perilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan ini, ” cetus Supardi.
Berkenaan dengan itu, harapnya, agar sekiranya masyarakat bisa ikut membantu memberikan kemudahan kepada petugas sampah.
“Caranya, warga bisa membuang sampai pada tempat yang sudah disediakan pemerintah. Seberapa pun banyaknya, sampah tersebut akan kami angkut,” kata Supardi.
Pada kesempatan yang sama, ungkapnya, untuk wilayah Handil Bakti dan sekitarnya, Pemkab Batola telah menyediakan tiga buah tempat sampah, yakni masing-masing sebuah di kawasan Terminal Handil Bakti, Berangas dan Semangat Dalam.
Ditambah sebuah tempat sampah milik warga di kawasan Griya Permata.Selama diserang banjir, lanjut Supardi, sampah di wilayah. Handil Bakti dan sekitarnya ini, naik mencapai tiga truk setiap harinya.
Biasanya hanya satu truk dalam sehari. Ia juga menuturkan, kenaikan sampah di wilayah tersebut, kebanyakan berasal dari plastik air minum kemasan, bungkus mie instan, dan sampah-sampah semacamnya. Ditambah sejumlah barang rusak milik warga akibat terkena banjir.
“Karena selama banjir warga mendapatkan bantuan berupa air minum kemasan, mie.instan dan lain-lainnya. Boleh jadi karena itu, sampahnya pun menjadi lebih banyak,” ujarnya.
Pada saat banjir sedang tinggi tingginya, cerita Supardi, pihaknya juga terpaksa harus mengubah jam kerja.
“Banjir yang terjadi menyebabkan kemacetan jalan. Dan hal tersebut, berdampak pada kami. Angkutan sampah jadi terganggu. Karena itu, kita mulai membuang sampah pas jalanan sudah benar-benar sepi.