TERAS7.COM – Puluhan orang Insan Pers di Kabupaten Banjar mengikuti rapid test di UPT Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kabupaten Banjar, Martapura pada Jumat pagi (15/5).
Masing-masing insan pers di Kota Serambi Mekkah ini bergantian satu persatu diambil darahnya untuk diujikan di alat rapid test yang sudah dipersiapkan.
Tak menunggu waktu yang lama, setelah 15 menit hasil pengujian pun keluar, seluruhnya insan pers yang mengikuti rapid test dinyatakan non reaktif.
Sebelumnya tetangga Kabupaten Banjar, Kota Banjarbaru menggelar rapid test yang diikuti oleh belasan insan media, hasilnya ada 3 orang wartawan yang bertugas di Banjarbaru dan juga kebetulan juga bertugas di Kabupaten Banjar dinyatakan reaktif.
Ketiganya menjalani isolasi mandiri di pusat karantina terpusat Kabupaten Banjar di Guest House Sultan Sulaiman Martapura menunggu keluarnya hasil tes PCR.
Kepala UPT Labkesda Kabupaten Banjar, Fahriadi kepada awak media mengatakan untuk keperluan rapid test kali ini, pihaknya menyiapkan sekitar 30 alat rapid test.
“Alhamdulillah dari kurang lebih 30 orang yang mengikuti rapid test, semuanya dinyatakan non reaktif. Besok kami akan menerbitkan surat keterangan sehat bagi para awak media,” ujarnya.
Selain melakukan pengecekan pada insan pers, Fahriadi menyebutkan pihaknya telah melaksanakan rapid test pada 300 warga Kabupaten Banjar untuk keperluan screening.
“Dari 300 warga Kabupaten Banjar yang mengikuti rapid test, 80 orang hasilnya reaktif dan setelah kami swab, sudah ada yang dinyatakan positif,” ungkapnya.
Sementara, itu Kepala Bidang Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik Diskominfo Banjar, Eddy Elminsyah Jaya mewakili insan media mengucapkan terima kasih atas difasilitasinya rapid test insan media.
“Alhamdulillah Pemkab Banjar memfasilitsi rapid test pada kawan-kawan hingga tahu kondisi tubuh, apakah terkena Covid atau belum. Insan media merupakan warga kita yang mobilitasnya cukup tinggi, terutama saat melakukan liputan di lapangan,” ungkapnya.
Ia bersyukur hasil rapid test tersebut seluruhnya non reaktif, sehingga ke depan para insan media bisa menjaga kebersihan diri agar tidak terpapar, salah satunya menggunakan masker saat bekerja.
“Melalui screening yang dilakukan ini kita bisa mengetahui apakah para insan media yang terdiri dari Jurnalis Banjar, media center, radio suara banjar dan intan tv yang ada dalam satu komunitas dan lingkungan ini terpapar atau tidak,” jelas Eddy.
Pada kesempatan yang berbeda, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banjar, dr. Diauddin mengungkapkan efektivitas screening melalui rapid test hanya ada pada angka 30-40%.
“Kebanyakan rapid test menghasilkan positif palsu, makanya kita lakukan lagi pengujian swab. Rapid test memang tak bisa penentuan seseorang posotif tertular Covid-19 atau tidak karena sensitifitasnya rendah. Akan tetapi dari yang dinyatakan reaktif, sekitar 10% dinyatakan betul-betul positif setelah menjalani tes swab,” jelasnya.
Namun rapid test memberikan keuntungan dalam melaksanakan screening perkembangan kasus di lapangan, karena hasil reaktif pasti akan menghasilkan false positive yang tinggi dan sangat jarang sekali terjadi false negative.
“Bagi kita lebih baik menemukan false positive atau positif palsu, misalnya dari 20 orang yang hasil rapid testnya reaktif, kita bisa menemukan hingga 5 orang diantaranya yang benar-benar terkonfirmasi positif. Hal ini sangat diperlukan untuk kebutuhan tracking kita di lapangan dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” terang Diauddin.