TERAS7.COM – Di Indonesia, bagi kota yang berhasil dalam menjaga kebersihan dan mengelola lingkungan perkotaan akan mendapatkan sebuah penghargaan piala Adipura dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Adipura sendiri dilaksanakan sejak tahun 1986, kemudian terhenti pada tahun 1998. Lalu, program adipura kembali di canangkan pada 5 Juni 2002 bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup di Denpasar Bali.
Sejak ikut berpartisipasi Kota Banjarbaru sudah mendapatkan sebanyak 8 (Delapan) penghargaan Piala Adipura. Adapun pertama kali, Kota Berjuluk Idaman ini mendapatkan piala Adipura saat kepemimpinan Walikota Rudy Resnawan pada 2009 lalu.
Kemudian, pada tahun 2018 saat kepemimpinan Walikota saat itu, Nadjmi Adhani, Kota Banjarbaru mendapatkan penghargaan Piala Adipura kedelapannya.
Berikut perolehan Piala Adipura Kota Banjarbaru :
1. Piala Adipura tahun 2009
2. Piala Adipura tahun 2010
3. Piala Adipura tahun 2011
4. Piala Adipura tahun 2012
5. Piala Adipura tahun 2015
6. Piala Adipura Kirana tahun 2016
7. Piala Adipura tahun 2017
8. Piala Adipura tahun 2018
Menurut Sub Kordinator Pemantauan dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan (PPKL) Bidang Penegakan Hukum dan Pencemaran Lingkungan (PHPL) Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru, Joko Suta’at, penilaian Piala Adipura oleh pemerintah pusat semakin ketat.
Lanjutnya, sejak 2019, penilaian Adipura sudah berubah dengan pemenuhan persyaratan yang sudah dilakukan secara online oleh Kabupaten/Kota lewat SIPSN (Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional).
“Sebelum 2019 tinjauan langsung ke lapangan oleh Kementrian, jika nilainya diatas angka 75, baru selanjutnya dilakukan verifikasi,” ucapnya.
“Lalu dirubah, jadi mulai tahun 2019 setiap Kabupaten/Kota itu wajib mengisi SIPSN terlebih dulu secara online,” sambungnya. Kamis (30/06/2022).
Kemudian, pada tahun 2019,2020,2021 yang notabenenya merupakan periode Covid-19 di Indonesia, dikatakan Joko untuk tahap verifikasi ke lapangan oleh KLHK tidak dilakukan.
Namun, lanjutnya dari kabar yang didapat, untuk tahap verifikasi lapangan akan kembali dilakukan oleh KLHK pada tahun 2022 ini.
“Kabarnya untuk tahun ini akan ada verifikasi lapangan,” ucapnya.
Lebih jauh, menurut Joko, untuk mendapatkan Piala Adipura, pemerintah akan sulit jika tidak ada peran serta masyarakat yang ikut andil dalam menjaga dan mengelola kebersihan lingkungan.
Sehingga menurutnya, peran serta masyarakat sangat diperlukan untuk bisa mempermudah mendapatkan piala penghargaan kota bersih tersebut.
“Untuk mendapatkan Adipura ini kita tidak bisa sendiri, artinya tidak bisa SKPD saja yang turun tangan, melainkan juga dari peran serta masyarakat yang menjadi kunci pengelolaan sampah di masyarakat,” ucapnya.
Disamping itu, anggaran yang memadai juga penting untuk mempermudah jalan mendapatkan Piala Adipura, yang tujuannya sebagai kota bepredikat bersih.