TERAS7.COM – Lagi dan lagi, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di Kota Banjarbaru kembali diperpanjang hingga 20 September 2021.
Kembali diperpanjangnya PPKM Level 4 di Kota Idaman ini membuat Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Banjarbaru, Emi Lasari angkat bicara.
Emi meminta, Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru dapat mengkaji lebih dalam dan mengevaluasi secara terperinci terkait kasus Covid-19, seperti kesembuhan, penularan, jangkauan vaksinasi baik yang menjalani perawatan di Rumah Sakit maupun isolasi mandiri (isoman).
PPKM Level 4 yang sudah berulang-ulang diberlakukan di Banjarbaru, seharusnya pemerintah menurutnya dapat melihat dampak ekonomi yang dihasilkan akibat kebijakan tersebut.
Sehingga hal ini menjadi barometer yang secara berkala harus menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil langkah-langkah kebijakan.
“Ini benar-benar harus dikaji karena masyarakat kita sudah cukup kesulitan selama pembatasan-pembatasan jam berusaha mereka,” minta Emi.
“Apalagi Kota Banjarbaru ini kan kota kuliner. Banyak masyarakatnya yang menggantungkan hidupnya di sektor-sektor kuliner,” sambungnya.
Apalagi, menurutnya pengusaha kuliner di Banjarbaru yang tergolong banyak ini selama PPKM diberlakukan belum pernah mendapatkan stimulus yang disalurkan langsung oleh pemko.
Masih persoalan kuliner, Emi juga meminta adanya pertimbangan pemerintah untuk memberikan kelonggaran jam operasional bagi pelaku usaha. Namun dengan catatan tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes) yang berlaku.
“Yang usahanya baru buka pukul 16:00 WITA pertimbangkan untuk memberikan kelonggaran jam operasional, dengan tetap memastikan pembatasan kapasitas pengunjung 50 persen dari kapasitas normal,” ungkapnya.
Selain itu, legislator PAN ini juga berharap Pemko Banjarbaru dapat membuka layanan konsultasi kesehatan yang dipegang langsung oleh dokter.
“Aku sih berharap dengan di perpanjang lagi PPKM ini pemko membuka layanan call canter kesehatan yang di pegang oleh dokter. Minimal satu dua dokter di tiap kecamatan bisa dihubungi 24 jam untuk layanan konsultasi kesehatan,” harap Emi.
Menurutnya, adanya call canter dapat memberikan ketenangan secara psikologis kepada masyarakat kota Banjarbaru. Lantaran baginya, pukulan terbesar saat ini oleh covid-19 adalah psikologis warga-warga yang menjalani perawatan.
“Setidaknya masyarakat ada tempat berkonsultasi secara kesehatan,” tukasnya.
Emi menambahkan, hal lain yang perlu dievaluasi juga mengenai ketersediaan distribusi obat-obatan. Karena seperti yang diketahui, sampai di level Puskesmas ditemukan ketersedian stok obat-obatan yang kososng.
“Yang paling penting adalah bagaimana mengejar high imunity warga kita sampai 70 persen vaksinasi di Kota Banjarbaru. Sedangkan faktanya sekarang vaksinasi ini juga jadi kendala karena ketersedian vaksinnya. Ini yang harus diupayakan,” pungkasnya.